Mahasiswa membakar ban didepan Mapolres Asahan
AgioDeli.id - Mapolres Asahan didatangi puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Koalisi Mahasiswa Bersatu (KMB), Kamis, 8 Agustus 2024 siang.
Tuntutan itu, disampaikan karena mereka menilai sebagai kepala satuan AKP Rianto tidak mematuhi Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Perkap RI) nomor 19 Tahun 2011 pasal 1 Ayat 4.
Hal itu berkaitan dengan mendaftarnya AKP Rianto sebagai bakal calon (Bacalon) Bupati Asahan periode 2024-2029 ke beberapa partai politik di Asahan. Padahal, sesuai UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia pasal 28 Ayat 2, jelas bahwa polri harus bersikap netral.
"Kasat Reskrim AKP Rianto kami nilai telah melanggar Perkap. Maka dari itu, kami minta Kapolda Sumut dan Kapolres Asahan untuk segera mencopot jabatan Kasat Reskrim," teriak Koordinator Aksi Fikri Munthe dalam orasinya.
"Karena AKP Rianto mencalonkan diri jadi Bupati Asahan dan mendaftarkan diri ke sejumlah partai politik (Parpol). Akibatnya, kinerjanya sebagai kepala satuan kriminal Polres Asahan terbengkalai. Bahkan, akibat dirinya mencalonkan diri, banyak kasus kriminal yang belum terungkap. Geng motor kian marak dan meresahkan masyarakat Asahan," tambah salah seorang mahasiswa lainnya bernama Nawawi.
Usai orasi, para mahasiswa tersebut langsung melakukan aksi bakar ban bekas. Aksi itu pun memicu terjadinya dorong mendorong dan bentrokan antara petugas kepolisian yang berjaga dan massa mahasiswa.
Tak lama kemudian, aksi saling dorong dan bentrokan dapat diredam oleh korlap aksi. Namun, Nawawi dan Fikri mengaku sempat mendapatkan pitingan oleh oknum petugas kepolisian saat akan mengendalikan seta menghentikan aksi bakar ban.
"Kepala aku tadi dipiting oknum polisi. Sakit juga kepala aku Bang. Bukan aku saja, si Nawawi juga dipiting oknum petugas yang mengawal aksi demo kami bang," ujar Fikri pada wartawan di lokasi.
Karena tidak ada juga yang menerima para mahasiswa. Akhirnya mahasiswa membubarkan diri dengan damai. Namun, mereka menyampaikan akan kembali melakukan demontrasi dengan membawa mahasiswa yang lebih banyak.
"Karena Kapolres dan Kasat Reskrim Polres Asahan tidak mau menerima kami. Maka kami akan kembali melakukan aksi unjuk rasa dengan membawa massa yang lebih banyak, " pungkas Fikri Munthe. (Hendri)