AgioDeli.ID – Dewan Pertimbangan (Wantim) DPD Partai Golkar Sumut (Sumatera Utara) mendesak Gubsu Edy Rahmayadi untuk segera minta maaf kepada rakyat, karena telah melantik orang meninggal, pensiunan hingga koruptor jadi pejabat eselon III dan IV.
Sekretaris Wantim DPD Partai Golkar Sumut, Dr. KRT. H. Hardi
Mulyono Surbakti, MAP., mengatakan Gubsu Edy telah menguak sendiri betapa buruk pola
kepemimpinannya. Bisa-bisanya dia melantik orang meninggal, pensiunan
hingga koruptor menjadi pejabat di Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara
(Pemprovsu).
“Dilantiknya orang meninggal, orang yang sudah pensiun dan
orang yang pernah terjaring OTT (operasi tangkap tangan) telah mencerminkan
buruknya pola kepemimpinan Gubsu Edy di Provinsi Sumatera Utara,” tukas Hardi
Mulyono melalui keterangan tertulisnya yang diterima AgioDeli.ID, Sabtu, 4
Maret 2023.
“Wajarlah jika hingga enam bulan menjelang akhir masa
jabatannya, nyaris tak ada kinerjanya yang layak diacungi jempol,” tambah
Hardi.
Menurut dia, Kepala BKD (Badan Kepegawaian Daerah) Sumut
berani bertindak sembrono mengajukan nama-nama calon pejabat untuk dilantik, lebih
dikarenakan dia paham betapa buruknya pola kepemimpinan atasannya, yakni Gubsu Edy.
“Kalau Edy itu konsisten melaksanakan tupoksinya secara
benar, pastilah para pembantunya tidak berani bekerja sembrono,” tegas Hardi
lagi.
Prilaku sembrono Kepala BKD Sumut tersebut, lanjut dia, boleh
jadi juga terjadi pada pembantu Edy lainnya. Karenanya, sangat masuk akal jika
kinerja Edy dan pembantunya tidak ada yang memuaskan.
Pada gilirannya, simpul Hardi, “Visi Sumut Bermartabat itu cuma
sebatas cakap kaleng-kaleng.”
Dalam konteks ini, Hardi mengatakan Edy tak cuma harus mau
mengakui kesalahan dalam memilih, mengangkat dan melantik pejabat di lingkungan
kerjanya. Lebih dari itu, mantan Panglima Kostrad tersebut harus berani meminta
maaf kepada masyarakat Sumut. Lalu, mengakui tidak mampu memimpin Sumatera
Utara sebagaimana mestinya.
“Kalau Edy memang kesatria, dia harus berani meminta maaf
kepada masyarakat Sumut, bahwa dia tidak mampu memimpin Sumut sebagaimana
mestinya selama 4,5 tahun ini.”
Buruknya kinerja Edy Rahmayadi memimpin Sumut, sesungguhnya
sudah dilontarkan Hardi Mulyono sejak jauh hari sebelumnya. “Itulah kenapa sejak
setahun lalu saya sudah berani menyatakan bahwa Golkar tidak akan lagi
mencalonkan Edy pada Pilgubsu mendatang.”
Sebagaimana ramai diberitakan media arus utama, Gubsu Edy melantik 911 pejabat eselon III dan IV pada Selasa, 21 Februari 2023. Di antara orang-orang yang dilantik, terdapat dua orang telah meninggal dunia, satu orang koruptor yang pernah terjarig OTT Polda Sumatera Utara, beberapa orang yang sudah pensiun. Sementara, pelantikan itu telah mengakibatkan puluhan pejabat eselon III dan IV di-nonjob-kan tanpa alasan jelas.
Jangan Tutup Mata
Sebagai Sekretaris Wantim DPD Golkar Sumut, Hardi Mulyono
juga meminta anggota dan Fraksi Golkar DPRD Sumut untuk bersikap. Jangan tutup
mata terhadap berbagai masalah menyangkut kepemimpinan Edy Rahmayadi.
“Fraksi Golkar DPRD Sumut jangan tutup mata dan diam saja
terhadap ketidakbecusan kepemimpinan Edy di dalam memimpin Sumut. Sebab,
ketidakbecusan itu berdampak kepada masyarakat, dan anggota fraksi adalah para
wakil rakyat sekaligus perpanjangan tangan partai,” harap Hardy.
Hardi minta kepada Ketua DPD Golkar Sumut untuk memantau
kinerja para anggota Fraksi Golkar DPRD Sumut. Hasil pemantauan atas kinerja
dimaksud, bisa menjadi rekomendasi untuk pengajuan calon anggota legislatif
pada Pileg 2024 nanti.
“Caleg Golkar mendatang, harus benar-benar sudah teruji di
dalam membela kepentingan rakyat dan partai.”
Menjelang enam bulan berakhirnya masa kepemimpinan Edy
Rahmayadi sebagai Gubsu, lanjut Hardi, mestinya dimanfaatkan oleh Fraksi Golkar
DPRD Sumut untuk melakukan evaluasi kinerja Edy. “Apakah sudah sesuai dengan
visi-misinya, atau malah jeblok tanpa prestasi sama sekali,” tutupnya. (indra)