AgioDeli.ID –
Kegiatan gotong royong dan ritual budaya tanam padi mewarnai implementasi
Program Cetak Sawah Mandiri di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai).
Diketahui,
gotong royong dan ritual budaya tanam padi merupakan kearifan lokal warisan
leluhur. Bupati Sergai H Darma Wijaya membangkitkan kembali kearifan lokal ini
untuk percepatan Program Cetak Sawah Mandiri.
Dengan
demikian, Program Cetak Sawah Mandiri di Sergai tak sekadar menjadi tumpuan
ketahanan pangan di masa depan. Lebih jauh dapat disimpulkan, program ini sekaligus
menjadi objek pemajuan kebudayaan, sebagaimana muatan UU No. 5/2017.
Luas lahan
pertanian padi di Kabupaten Sergai lebih kurang 40.000 Ha, terdiri dari 30.000
Ha beririgasi dan 10.000 Ha sawah tadah hujan.
Demikian
paparan Bupati Sergai H Darma Wijaya saat menjadi narasumber pada Dialog
Anugerah Kebudayaan Persatuan Wartawan Indonesia (AK PWI) Pusat di Hotel
Santika Dyandra, Medan, Selasa, 7 Februari 2023.
Mengangkat
inovasi "Program Cetak Sawah Mandiri", Bupati memukau Dewan Juri
hingga ditetapkan sebagai Kepala Daerah Penerima Penghargaan Anugerah
Kebudayaan (AK) PWI Pusat, bersama 9 bupati/walikota lainnya di Indonesia.
Penyerahan AK PWI pun dilangsungkan pada puncak Hari Pers Nasional (HPN) 2023 Sumatera
Utara, Kamis, 9 Februari 2023.
Bupati Serdang Bedagai H. Darma Wijaya mempresentasikan Program Cetak Sawah Mandiri di hadapan Dewan Juri AK PWI Pusat. |
Karenanya,
Pemerintah Kabupaten Sergai melahirkan Peraturan Bupati (Perbup) Sergai tentang
Program Cetak Sawah Mandiri. Namun, di tahun itu belum berjalan baik.
“Sehingga
kami menghidupkan kembali program tersebut. Ada budaya yang masih kami lakukan
hingga saat ini. Sebelum masa tanam padi tiba, biasanya masyarakat terlebih
dahulu melakukan acara kenduri, tepung tawar dan jamu ladang. Ini merupakan
budaya yang masih terjaga,” cetusnya.
Ia pun
bersyukur, Kabupaten Sergai Tanah Bertuah Negeri Beradat boleh dikata menjadi miniatur
Indonesia: mempunyai beragam suku, adat dan budaya, namun masyarakatnya hidup
berdampingan dengan rukun dan damai.
Mereka,
lanjutnya lagi, melaksanakan aktivitas seperti menggarap sawah dengan rukun dan
berjalan hingga saat ini.
"Alhamdulillah
dengan gerakan cetak sawah mandiri, Kabupaten Sergai menjadi surplus beras.
Perlu kami sampaikan juga, gerakan cetak sawah ini dilakukan secara gotong
royong. Tujuan program ini juga untuk meningkatkan peran aktif masyarakat
secara perseorangan maupun kelompok dalam mengelola usaha taninya dan menambah
luas lahan sawah," paparnya.
Bupati Sergai H. Darma Wijaya foto bersama dengan Panitia AK PWI Pusat di Jakarta.
|
“Program cetak
sawah ini juga sudah menyasar pada penanaman varietas padi unggul, yaitu Inpari
IR Nutri Zinc. Varietas Inpari IR Nutri Zinc diproyeksikan sebagai bahan pangan
untuk meminimalisir stunting, karena kandungan gizinya yaitu Zinc sebanyak 6
persen lebih tinggi dari varietas padi lainnya. Sangat baik bagi bayi,” imbuh
Bupati.
Menurut dia,
Program Cetak Sawah Mandiri tidak hanya berorientasi pada penambahan lahan
persawahan. Tetapi, juga diarahkan untuk ekstensifikasi dan intensifikasi lahan
pertanian oleh masyarakat secara mandiri.
“Caranya,
mencetak lahan persawahan baru, mengoptimalkan lahan sawah yang sudah ada, dan
tidak mengalihfungsikan lahan persawahan,” pungkasnya yang disambut riuh tepuk
tangan tamu undangan.
Tak hanya
Bupati Sergai, pada kesempatan sama ada enam kepala daerah yang juga berbusana
adat hadir menyampaikan paparan. Mereka juga menjadi Nominasi Penerima AK PWI Pusat
2023.
Bupati Serdang Bedagai H. Darma Wijaya menerima AK PWI Pusat yang diserahkan Ketum PWI Pusat Atal S Depari dan disaksikan Presiden RI Jokowi Dodo. |
Keenam kepala daerah tersebut adalah Bupati Halmahera Selatan Usman Sidik dengan judul proposalnya Inovasi Kopra Putih di Halmahera Selatan, Bupati Sleman Hj. Kustini Sri Purnomo dengan judul Inovasi Batik Sinon Salak Sleman Berbasis Kearifan lokal, Bupati Kuningan H Acap Purnama dengan judul Ngarumat Budaya Kuningan, Ngariksa Alam Mapag Swasembada Pangan, Walikota Medan Bobby Nasution dengan judul Digitalisasi Produk Sandang, Bupati Indragiri Hilir HM Wardan dengan judul Kelapa yang Membudaya, dan Bupati Agam Adri Warman dengan judul Strategi Kebudayaan dalam Menjaga Hutan sebagai Ketahanan Pangan.
Walikota
Surabaya Eri Cahyadi, Bupati Malang Moh. Sanusi dan Bupati Pesawaran H Dendi
Ramdhona yang seharusnya ikut serta, dilaporkan berhalangan hadir.
Masing-masing
para kepala daerah memaparkan program yang menjadi inovasinya. Dialog tersebut
dipandu Yusuf Susilo Hartono, diawali penyampaian rangkaian kegiatan dengan
harapan dapat mencapai inovasi tentang sandang, pangan dan papan.
"Dialog
ini diisi 4 segmen, yaitu segmen pangan, papan, sandang dan diperkaya dengan
berbagai kebudayaan serta beberapa informasi dari Dewan Pers," kata Yusuf
Susilo di kesempatan itu.
Ia juga
menyampaikan jika AK PWI tercetus saat HPN 2016 di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Hingga saat HPN 2023 di Sumatera Utara, AK PWI sudah berjalan di tahun kelima.
Bupati Sergai H. Darma Wijaya bersama OPD usai mengikuti Seminar Kebudayaan pada HPN Tahun 2023 Sumatera Utara. |
Di kesempatan serupa, Ketua PWI Pusat Atal S Depari menyebut semua kepala daerah yang berhasil meraih AK PWI Pusat merupakan orang-orang hebat yang mampu membuat terobosan memajukan daerahnya.
"Saya
berikan apresiasi kepada PWI yang kepala daerahnya mampu meraih Anugerah
Kebudayaan PWI Pusat. Ini merupakan upaya PWI turut memajukan kebudayaan dengan
gaya kewartawanan lewat jurnalistiknya,” ungkapnya.
Kemudian,
Atal menyebut AK PWI membuktikan bahwa para kepala daerah penerima merupakan
sosok luar biasa. Berinovasi tanpa harus meninggalkan sisi budaya.
Restu
Gunawan, Direktur PTLK Kemenbudristek menyampaikan bahwa kebudayaan perlu
pengembangan maksimal dengan pemanfaatan sumber daya yang tersedia.
"Seluruh
yang disampaikan oleh para kepala daerah terkait tentang pangan, papan maupun
sandang merupakan hal yang luar biasa. Terkhusus untuk PWI, sangat kami
apresiasi karena telah menggelar kegiatan seperti ini," tutupnya.
Muhammad
Zainal Arifin, Sekjen PUPR mengutarakan kegiatan ini umpama setetes air di
padang pasir. Hal ini diidentikannya dengan infrastruktur, sarana prasarana
yang berhubungan dengan benda-benda keras seperti beton.
"Ada
bagian-bagian yang sangat penting seperti kearifan lokal yang tidak bisa kita
lupakan. Seperti halnya keberagaman dalam membangun infrastruktur, dilaksanakan
tanpa harus meninggalkan hal-hal penting yang bernilai budaya," jelasnya.
Bupati Serdang Bedagai H. Darma Wijaya foto bersama pengurus PWI Sergai, usai mengikuti Seminar Anugerah Kebudayaan di HPN 2023 Sumatera Utara. |
Terakhir, ia mengucapkan terimakasih kepada PWI atas waktu dan kesempatan bertatap muka di forum yang dikemas berbeda dan tentunya luar biasa.
Sementara
itu, Ketua Dewsn Pers Ninik Rahayu mengutarakan, upaya PWI dalam pemberian AK dalam
konteks jurnalistik merupakan hal luar biasa.
Ia
mengatakan, dalam analisis Dewan Pers, konten jurnalis yang paling sedikit
porsinya adalah kebudayaan. “Oleh karenanya, karya jurnalistik yang harus
dikulik saat ini adalah tentang kebudayaan," tandasnya.
Turut serta dalam kegiatan, Dewan Juri AK PWI, DR. Nungki Kusumastuti, dan kritikus seni rupa Agus Dermawan T.
Ikut sebagai pendamping Bupati Sergai, antara lain Asisten Pemerintahan dan Kesra Nina Deliana Hutabarat, S.Sos., M.Si., Kadis Kominfo Drs H Akmal, A.P., M.Si., Kadis Parbudpora Drs. Zulfikar, Sekretaris Dinas Pertanian Romian P Siagian, S.STP, M.Si, utusan Dinas Ketahanan Pangan serta rombongan pengurus PWI Sergai. *
Pengolahan data dan penyajian informasi ini merupakan hasil kerjasama AgioDeli.ID dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Serdang Bedagai, penulis: Sari Mahdini.