KH Rivai bin Abdul Manap Nasution |
AgioDeli.ID – KH Rivai Abdul Manap Nasution merupakan
salah satu tokoh intelektual dan pejuang Islam dari Sumatera Utara. Lagu atau
Mars Panggilan Jihad merupakan salah satu karya besarnya.
Panggilan Jihad karya KH Rivai Abdul Manap Nasution kerap
diperdengarkan sebagai ilustrasi penutup ceramah Buya Hamka di RRI era 1970
hingga 1980-an. Teranyar, Panggilan Jihad menjadi pembuka Muktamar Ke-16
Muhammadiyah di Stadion Manahan, Surakarta, 19 November 2022.
Berikut ini AgioDeli.ID menyajikan profil lengkap KH Rivai Abdul Manap Nasution. Juga diurai karya-karya fundamentalnya dalam
perjuangan membangun generasi intelektual Islam dan di masa-masa perjuangan
pra-kemerdekaan Republik Indonesia.
KH Rivai bin Abdul Manap Nasution. Senin, 19 Desember
2022, namanya kembali diperkenalkan kepada belasan ribu jamaah tabligh akbar di
Gedung Serba Guna Astaka, Jalan Pancing, Medan.
Dari panggung tabligh akbar yang juga menghadirkan Ustadz Abdul Somad (UAS) itu, Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi mengungkap
kalau sosok KH Rivai bin Abdul Manap Nasution adalah tokoh Islam, salah satu
pendiri Universitas Islam Sumatera Utara (UISU).
Tak sekadar mengenang kembali sosoknya, pada tabligh
akbar itu Gubsu Edy Rahmayadi juga menyerahkan piagam penghargaan khusus kepada
KH Rivai bin Abdul Manap Nasution yang telah menciptakan lagu Panggilan Jihad.
Piagam penghargaan itu diserahkan kepada Prof. H. Ismet Danial Nasution, drg.,Ph.D., Sp.Pros(K)., FICD., salah seorang putra kandung KH Rivai.
KH Rivai bin Abdul Manap Nasution lahir di Amplas, Medan,
pada 29 Juni 1922. Persisnya Senin, 31 Juli 1989, ulama ini wafat pada usia 67
tahun.
Jenazah KH Rivai bin Abdul Manap Nasution diberangkatkan
dari sebuah rumah kayu/panggung di Gang Aman, kawasan Sei Mati, Medan, menuju
pemakaman milik keluarga di Medan Amplas.
1963, Ciptakan Panggilan Jihad
Ditemui di sela acara penyerahan penghargaan atas lagu
Panggilan Jihad, mewakili pihak keluarga Prof. H. Ismet Danial Nasution, drg.,Ph.D., Sp.Pros(K)., FICD. mengisahkan kalau ayahnya menciptakan lagu itu pada
tahun 1963. Menurut dia, karya ayahnya itu lebih dikenal sebagai Mars Panggilan
Jihad, lantaran irama dan liriknya sarat pesan perjuangan dan membakar
semangat.
Prof. Ismet, Ketua Umum Pengurus Yayasan UISU yang juga bergelar Datuk Cendikia Darmalaksana Raja, juga mengisahkan Mars Panggilan
Jihad selalu berkumandang
pada acara-acara pembukaan
Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) di Sumatera Utara, baik tingkat
kabupaten maupun provinsi. Panggilan Jihad juga menjadi pembuka MTQ Nasional IV
di Stadion Teladan Medan.
Mars Panggilan Jihad tak hanya acap diperdengarkan di
dalam negeri. Pada era 1970 hingga 1980-an, karya KH Rivai bin Abdul Manap
Nasution itu juga menjadi pembakar semangat peserta MTQ Internasional Antara Bangsa di
Kuala Lumpur.
Lanjut Prof. Ismet, semasa hidupnya KH Rivai bin Abdul ManapNasution merupakan salah satu Dewan Hakim MTQ, mulai dari tingkat kabupaten,
provinsi hingga nasional.
Keberadaannya sebagai Dewan Hakim MTQ bukan tak berdasar.
Pada 1951, KH Rivai bin Abdul Manap Nasution merupakan Juara I Lomba Baca
Al-Qur’an Nasional. Menteri
Agama KH. Wahid Hasyim ketika
itu menyerahkan langsung penghargaan kepada KH Rivai sebagai pemenang.
Mengapa sebutan evennya Lomba Baca Al-Qur’an Nasional?
“Saat itu memang belum ada MTQ namanya,” jawab Prof. Ismet.
Di masa mudanya, saat-saat menciptakan Mars Panggilan
Jihad, KH Rivai bin Abdul Manap Nasution memimpin Orkes Gambus El-Kawakib.
Zahara Lubis dan Armasy mengisi vocal pada rekaman Panggilan Jihad, yang
populer hingga kini.
Menurut Prof. Ismet, semasa hidup ayahnya pernah 25 tahun
menjadi anggota legislatif di DPRDGR atau DPRD Medan, juga DPRD Sumut. Sebagai
politisi, KH Rivai bin Abdul Manap Nasution aktif di Sekretariat Bersama
(Sekber) Golongan Karya (Golkar).
Pada era prakemerdekaan, KH Rivai bin Abdul Manap Nasution bergabung bersama para pejuang lainnya di Sumatera Utara. Karena itu, sebagai bentuk penghargaan, namanya kini ditabalkan menjadi nama sebuah jalan di Medan Denai, yakni Jalan Rivai A. Manap Nasution. Jalan ini terbentang mulai dari perempatan fly over Jalan SM Raja hingga persimpangan Jalan HM Jhoni/Pasar Merah.
Karya Fundamental
Karya-karya fundamental KH Rivai bin Abdul Manap Nasution
di bidang pendidikan salah satunya adalah berdirinya Taman Pendidikan Islam
pada 1 Mei 1950. Perjuangannya di bidang pendidikan membuat almarhum diangkat oleh Menteri Pertanian RI Cq Direktur
Jenderal Perkebunan saat itu menjadi Koordinator Pendidikan Agama Islam di Perkebunan Sumatera Utara
dan Aceh.
Lalu, bersama para sahabatnya sesama pejuang Islam, yakni
almarhum H. Bahrum Djamil, SH., almarhum H. Adnan Benawi, SH., almarhumah Hj.
Sariani AS dan almarhum Drs. H. Sabaruddin Ahmad, pada 3 Januari 1951 KH Rivaibin Abdul Manap Nasution membentuk Yayasan UISU.
Setahun berselang, tepatnya 7 Januari 1952, berbekal
yayasan itu mereka pun membangun lembaga pendidikan tinggi bernama UISU. Hingga
saat ini, mendekati usia 71 tahun, kampus utama UISU masih berdiri megah di
Jalan SM Raja Medan.
Selain di situ, kampus-kampus UISU juga terdapat di
sejumlah kawasan lain di Kota Medan. Yayasan UISU sendiri kemudian juga
melahirkan Sekolah Tinggi Agama Islam UISU di Kota Pematang Siantar. (indra gunawan)