Ilustrasi. Sumber Foto: KOMPAS
AgioDeli.ID – Pemerintah, melalui Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM),
melempar sinyal penyesuaian tarif (tariff adjustment) listrik tahun 2022. Ini disebut imbas melambungnya harga minyak
dunia.
Direktur
Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira Adhinegara menyimpulkan
pemerintah sebenarnya
bisa saja menahan kenaikan
tarif listrik tahun ini.
Mengingat, dana
kompensasi bagi PLN masih lebih rendah dibandingkan kenaikan harga BBM.
"Tarif
listrik bisa ditahan karena porsi dana kompensasinya jauh lebih kecil dibanding
BBM," kata Bhima, dilansir Suara.com Senin (18/4/2022).
Secara
hitung-hitungan, lanjut Bhima, kalau hanya untuk menghemat Rp7-16 triliun dana
kompensasi, tidak perlu ada kenaikan tarif listrik, khususnya untuk golongan rumah
tangga.
"Dana
dari penerimaan batubara dan sawit saja sudah cukup (untuk) tambal kekurangan itu," papar
Bhima.
Tak hanya
itu, pemerintah kata
Bhima juga bisa melakukan penghematan dari sejumlah proyek strategis. "Belum dana penghematan dari
penundaan proyek strategis nasional. Idealnya, bisa menahan kenaikan tarif listrik
sepanjang tahun,” ujarnya.
Hasil
kenaikan PPN 11 persen, lanjut dia, bisa direalokasikan ke tarif listrik. Intinya, Bhima mengatakan
banyak cara bisa
dilakukan cegah tarif listrik naik.
Wacana kenaikan tarif listrik dilempar Menteri ESDM
Arifin Tasrif di hadapan
Komisi VII DPR RI. Dikatakannya, dalam jangka pendek pihaknya pada tahun 2022 ini akan
menerapkan tariff adjustment. Penerapan tariff adjustment sebagai cara
menghemat kompensasi sebesar Rp7 - 16 triliun.
Tariff
adjustment merupakan mekanisme mengubah dan menetapkan naik atau turunnya tarif
listrik mengikuti perubahan empat parameter.
Salah satu parameternya adalah ekonomi makro rata-rata per tiga bulan. Kemudian,
realisasi kurs rupiah.
ICP atau harga batu bara acuan dan tingkat inflasi.
Selain
rencana penerapan tariff adjustment, Kementerian ESDM juga akan menerapkan
efisiensi biaya pokok penyediaan listrik dan strategi energi primer PLN. Selain
itu, optimalisasi pembangkit dengan bahan bakar sumber domestik PLTU dan PLT
EBT. (indra)