Ini penampakan oknum mengaku Polantas Deliserdang yang merazia pengendara mobil di seberang Kantor Direksi PTPN2, Tanjungmorawa. foto: ISTIMEWA
AgioDeli.id – Uang duka Rp5 jutaan hilang dari mobil setelah
dirazia oknum mengaku Polisi Lalulintas (Polantas) Deliserdang. Peristiwa ini
terjadi di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) dekat Kantor Direksi PTPN2,
Tanjungmorawa.
Merasa telah menjadi korban tindak pidana perampasan dan
atau pencurian, pemilik mobil, Hendra Sinaga (41), warga Jalan Barita Gang Pitola, Siantar Timur, Kota Pematangsiantar
membuat pengaduan ke Polresta Deliserdang. Laporannya diregistrasi dengan nomor STTLPP/ B/130 /
III/2022/ SPKT/ Polresta Deliserdang/ Polda Sumut.
Usai membuat laporan pengaduan di Markas Polresta
Deliserdang, Minggu (6/3/2022) sore, Hendra
menceritakan kepada wartawan ikhwal peristiwa tersebut. Minggu itu, sekira
pukul 12.30 WIB, dia bersama sopirnya bergerak dari Siantar menggunakan mobil
pick-up. Mereka hendak mengantarkan uang duka ke rumah kerabatnya di Medan.
Tepat di seberang Kantor Direksi PTPN2, kendaraannya
dihentikan oleh seseorang mengaku polantas. Oknum berpakaian dinas yang
dilengkapi rompi hijau polantas itu mengaku sedang bertugas razia masker.
Wajah Tertutup Masker dan Helm Hitam
Meski berpakaian dinas lengkap dengan rompi polantas,
namun oknum tersebut juga menggunakan jaket hitam. Sehingga, Hendra dan
sopirnya tak bisa melihat tulisan nama yang biasanya menempel di bagian dada
kanan baju dinas.
Wajah juga tak bisa dikenali. Oknum tersebut mengenakan
masker dan helm hitam yang tak dibuka sama sekali. Namun, saat oknum tersebut
memaksa sopir membuka pintu dan dengan nada keras meminta ditunjukkan
surat-surat kendaraan, Hendra menyempatkan diri menghubungi istrinya melalui
video call WhatsApp. Lalu, kamera diarahkan ke posisi oknum tersebut dan
diambil rekaman tangkapan layar (screenshoot).
Selain minta ditunjukkan surat-surat kendaraan, oknum
tersebut juga menuduh Hendra dan sopirnya membawa barang terlarang. Dengan
dalil itu, dia memaksa Hendra dan sopirnya mengeluarkan isi tas yang
masing-masing mereka bawa.
Hendra menuruti dan langsung membuka tasnya. Lalu
terlihatlah ada uang Rp
5.172.000, STNK, SIM dan Kartu BPJS.
Sementara itu, si sopir tidak berkesempatan membuka
sendiri tasnya. Si oknum mengaku polantas sudah lebih dulu membukanya, meski tas
masih disandang si sopir. Di dalam tas sopir kemudian terlihat uang Rp500 ribu.
Selanjutnya, oknum mengaku polantas tersebut meminta
Hendra dan sopirnya turun dan meletakkan tas masing-masing di dalam mobil.
Sejurus kemudian, oknum tersebut merampas kunci dari tangan sopir dan mengunci
pintu mobil.
Sopir kemudian dia paksa naik ke boncengan sepeda
motornya. Katanya, akan dibawa ke kantor menjumpai komandan.
Hendra coba bertanya salah mereka apa, namun oknum itu mengatakan nanti dijelaskan di kantor.
Ia akhirnya terdiam dan pasrah melihat sopirnya dibawa memutar ke arah Kota
Lubukpakam.
Tak lama
berselang, oknum itu
kembali dan mengajak Hendra menjemput sopirnya. Saat itu Hendra meminta kunci
mobil agar dapat membawa tasnya yang berisi uang dan surat-surat kendaraan.
Namun, oknum tersebut menolak memberikan kunci, sembari mengatakan tasnya aman
di dalam mobil.
Tak mau
berdebat, Hendra ikut dengan oknum itu. Rupanya, oknum tersebut mengarahkan
sepeda motornya menuju Pos Polisi di Simpang Abadi, Tanjungmorawa.
Disuruh Beli Rokok Lalu Ditinggal
Sebelum
sampai ke pos, oknum tersebut berhenti dan memerintahkan Hendra turun. Dia
kemudian meminta Hendra
membeli rokok untuk komandannya. Hendra menolak lantaran semua uangnya berada
dalam tas.
Lalu, oknum tersebut melemparkan uang pecaan Rp50 ribu ke
arah korban. Saat
Hendra memungut uang yang jatuh ke tanah, oknum tersebut malah memutar sepeda
motornya dan melaju ke arah mobil.
Korban
menunggu di Simpang
Abadi sembari bertanya
pada petugas penyeberang jalan bernama Jepri. Jepri
mengatakan oknum yang mengantarkan
korban tadi memang polantas yang bertugas di kawasan itu.
Sekitar 20
menit ditunggu, oknum itu tak kunjung kembali. Korban lalu kembali ke mobilnya yang diparkir persis di depan Masjid
PTPN2. Ternyata, sopirnya sudah lebih dulu berada di tempat itu. Dan, mereka
berdua menyaksikan kunci
sudah menempel di pintu
kiri mobil. Ketika pintu dibuka, tas mereka sudah tak ada di dalam
mobil.
Keduanya
coba melacak keberadaan oknum berpakaian polisi tersebut. Mereka
mendatangi Pos Polisi
Simpang Kayu Besar, namun tak ada satupun yang mengaku mengenali.
Lalu, mereka bergegas kembali mendatangi Jepri, petugas penyeberang jalan. Tapi,
Jepri sudah tidak ada.
Setelah bertanya sana-sini, mereka pun mengetahui
kediaman Jepri dan mendatanginya. Namun, ketika ditemukan Jepri sudah membantah
mengenali oknum
berpakaian polisi
itu.
Akhirnya,
korban membuat pengaduan ke Polresta Deliserdang. Saat ini, kasus tersebut dalam
penanganan pihak aparat Polresta Deliserdang.
Kapolresta
Deliserdang Kombes Pol Irsan Sinuaji menegaskan pengaduan Hendra akan ditindaklanjuti. "Saya cek perkembangannya,” ujar Irsan pula.
Terpisah, Kasatlantas Polresta Deliserdang AKP Nasrul mengaku belum mengetahui kejadian itu. Dia
pun balik bertanya di mana kejadiannya dan siapa nama oknum dimaksud. (fani ardana)