AgioDeli.ID – Sumatera Utara memiliki tiga juta hektare perkebunan kelapa sawit. Produksi
minyak gorengnya dalam setahun bisa mencapai 280 ribu ton, sedangkan kebutuhan masyarakatnya hanya 180 ribu ton setahun. Karena itu, tak
ada alasan minyak goreng langka di daerah ini.
"Sekarang
tak ada cerita tak ada minyak (goreng) di Sumut," ujar Gubsu Edy Rahmayadi pada acara Pengukuhan
Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo)
Sumut (2020-2025), sekaligus Focus Group Discussion yang dilaksanakan Apkasindo
di Hotel Le Polonia, Jalan Sudirman, Medan, Sabtu (19/3/2022).
Gubsu juga telah berkoordinasi dengan setiap pihak terkait, termasuk aparat
penegak hukum, agar ketersediaan minyak goreng di Sumut tidak kurang. Hal itu
dilakukannya untuk kepentingan rakyat.
"Ini
sudah kita atur, " katanya.
Selain itu,
Edy Rahmayadi juga meminta Apkasindo –sebagai asosiasi yang berhubungan langsung dengan
kelapa sawit—untuk
bersama-sama pemerintah menyejahterakan rakyat. Menurutnya, kelapa sawit saat
ini merupakan primadona utama penunjang pemasukan negara, selain batubara dan migas.
Ketua Dewan
Pimpinan Pusat Apkasindo, Gulat ME Manurung, mengatakan pihaknya akan membuat pabrik kelapa sawit (PKS) rakyat di
Sumut. PKS tersebut akan terintegrasi dengan pabrik minyak goreng.
Pabrik
tersebut nantinya akan membantu pemerintah dalam hal penyediaan CPO dan minyak
goreng. "Ini tonggak sejarah pabrik kelapa sawit pertama untuk rakyat
yaitu di Sumut, " kata Gulat.
Selain itu,
Gulat mengatakan nilai tukar petani
(NTP) Sumut merupakan yang tertinggi di Indonesia, yakni mencapai 196. "Tertinggi
dari Sabang sampai Merauke," ungkapnya.
Pengurus DPW Apkasindo Sumut (2020-2025) yang dikukuhkan antara lain Ketua Gus Dulhari Harahap, Sekretaris Arif Ripai, Wakil Ketua Aripay Tambunan dan Waluyo Hadi. (dicky)