Nek Asiah, 62 tahun, warga Desa Teluk Meku, Babalan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara tewas dibunuh maling secara sadis, Kamis (24/2/2022) dinihari. foto: ISTIMEWA |
agiodeli – Asiah, nenek renta berumur 62 tahun dibunuh maling secara sadis, menggunakan pisau dan batu gilingan cabe. Dari kediaman si nenek di Dusun 7 Paluh Sipat, Desa Teluk Meku, Kecamatan Babalan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, sang maling menyikat 2 unit playstation dan beberapa bungkus rokok.
Peristiwa ini terjadi Kamis (24/2/2022) dinihari. Korban
tewas dalam kondisi bersimbah darah dengan kepala bocor dan luka menganga di
perut.
Peristiwa
dinihari berdarah itu terungkap saat Putra, salah seorang jiran korban,
baru pulang dari tambak. Baru saja masuk rumah, Putra dikejutkan dengan
teriakan seorang wanita.
Putra lalu
keluar dari rumah dan menuju sumber suara yang berjarak 50 meter dari
kediamannya. Saat itu, Putra melihat seorang laki-laki tanpa baju berada di samping rumah korban yang
akrab disapa Nek Asiah.
"Putra
sempat mengejar pelaku hingga samping rumah korban. Namun, pelaku yang belum diketahui
identitasnya itu melarikan diri ke arah samping rumah korban," jelas
Kasihumas Polres Langkat, Iptu Joko Sumpeno, Kamis
(24/2/2022) siang.
Setelah itu,
lanjut Joko, Putra mencoba mengecek kondisi korban. Beberapa kali memanggil
korban, Putra tak mendapat jawaban dari dalam rumah.
Putra lantas
membangunkan anak korban, Jafar Sidik (27), yang rumahnya bersebelahan dengan
korban. Putra kemudian menyuruh Jafar untuk mengecek kondisi orangtuanya.
Terkapar Bersimbah Darah
Kediaman sekaligus warung milik Nek Asiah ramai didatangi pelayat. foto: ISTIMEWA |
Didampingi beberapa orang, Jafar masuk ke dalam rumah korban. "Di dalam kamar, korban terlihat dalam keadaan terkapar di tempat tidur dengan kondisi kepalanya terdapat luka memar serta berdarah. Di samping tempat tidur terdapat batu abak gilingan cabe, diduga sebagai alat yang dipergunakan pelaku untuk memukul kepala korban," ungkap Iptu Joko lagi.
Jafar langsung
membawa ibunya ke klinik
terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis. Jafar ketika itu
mengira sang ibu masih hidup. Ternyata, pihak medis menyatakan nyawa sudah melayang.
Selanjutnya
Jafar melaporkan peristiwa tersebut ke Kepolisian Sektor (Polsek)
Pangkalanbrandan. Tak
lama, sejumlah personel kepolisian tiba dan melakukan olah TKP (tempat kejadian
perkara).
"Pada
saat di TKP ditemukan beberapa barang jualan sembako milik korban telah
berserakan. Nominal
kerugian dari kejadian pencurian tersebut belum dapat diperkirakan,"
terang Joko.
Joko
menjelaskan, hasil pemeriksaan luar, korban mengalami beberapa luka di bagian
tubuhnya. Di antaranya luka tusukan pada bagian perut sebelah kanan dan luka di
kepala akibat pukulan batu gilingan cabai.
Saat ini,
petugas tengah memburu pelaku. Polisi turut menyita sejumlah barang bukti dari
TKP, berupa batu
gilingan cabai dan sandal diduga milik pelaku.
Sementara
itu, Jafar Sidik menjelaskan jika terduga maling masuk dari pintu jendela
samping kanan rumah ibunya. Di rumah itu, ibunya tinggal seorang diri. "Jendela
itu terbuka," ucapnya.
Menurut
Jafar, sehari-hari ibunya berjualan di depan rumah. Beberapa bungkus rokok dagangan ibunya hilang.
Begitu juga dua set playstation. Barang-barang itu diduga kuat diangkut maling sekaligus
pelaku pembunuhan.
"Tapi
sebagian harta benda berupa uang dan gelang emas yang berada di bawah bantal
ibuku tidak dibawa maling itu. Kemungkinan si maling tidak mengetahui,"
tukas Jafar. (dirga)