Kopi Kuda Laut, Tradisi Pesisir Sumatera

“Ini bukan soal bisnis kopi semata. Ini tentang kearifan lokal yang mesti dilestarikan.” Fuad Fahrizal Lubis, peracik kopi kuda laut, Serdang Bedagai

Editor: AgioDeli.id author photo

Kopi Kuda Laut
Koffie Try di Perbaungan, Serdang Bedagai menyediakan racikan kopi kuda laut. foto: ISTIMEWA

agiodeli Bicara tentang kopi, pastilah sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat Indonesia. Bagaimana dengan “kopi kuda laut”?

Sepertinya mudah sekali jika saat ini kita ingin mencari literatur tentang kopi. Apa-apa saja jenisnya, bagaimana cara tanam hingga peracikannya. Bagian apa yang ingin diketahui, cukup tuliskan di mesin pencarian, lalu klik: segudang literatur pun tersaji.

Namun, tentang apa itu kopi kuda laut, ternyata tak banyak informasi yang bisa didapat. Kecuali bahwa kopi kuda laut merupakan racikan kopi khas masyarakat pesisir Sumatera.

Kopi kuda laut bukanlah merek dagang. Sekali lagi perlu ditegaskan, ini merupakan racikan khusus masyarakat Pesisir Timur Pulau Sumatera: kopi yang dicampur dengan seduhan kuda laut dan beragam rempah.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang kopi kuda laut, baru-baru ini awak redaksi agiodeli, Alex Chrissie Ginting, sengaja datang ke Koffie Try  di Jalan Kabupaten No. 75, Simpang Tiga Pekan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Kedai kopi ini menyajikan racikan kopi kuda laut bagi pengunjungnya.

Adalah Fuad Fahrizal Lubis, seorang pegiat budaya, yang berjibaku memasyarakatkan kembali tradisi minum kopi kuda laut. “Ini bukan soal bisnis kopi semata, Bang. Ini tentang kearifan lokal yang mesti dilestarikan,” ungkapnya, membuka cerita.

Menurut Fuad, demikian sahabat budaya ini akrab disapa, tradisi meminum kopi kuda laut sudah turun-temurun dilakukan masyarakat pesisir. Hanya, belakangan ini kalangan generasi muda nyaris tak lagi meminatinya.

Keunikan kopi kuda laut tak hanya pada penyajiannya, melainkan juga terkait proses tersedianya kuda laut sebagai material khususnya. Kuda laut yang digunakan bukanlah sengaja ditangkap khusus untuk campuran kopi. Tak boleh lebih, hanya sebatas pada kuda laut yang tersangkut tak sengaja di jaring-jaring nelayan.

“Kuda laut yang tersangkut di jaring nelayan biasanya sudah mati. Tak mungkin dilepas lagi. Jadi, kuda laut inilah yang digunakan untuk kopi kuda laut,” beber Fuad.

Seberapa banyak kemungkinan kuda laut tersangkut jaring nelayan? Fuad memastikan tak banyak. Paling banter menurut dia dua sampai tiga ekor. “Tergantung rezeki,” katanya.

Lantas, apa khasiatnya? Bagi masyarakat pesisir, seduhan kopi kuda laut dirasakan sebagai penambah stamina. Karenanya, pria-pria pesisir yang baru turun dari laut sebisanya meminum seduhan kopi kuda laut sebelum pulang ke rumah.

Mengutip sebuah literatur, Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut (KKHL), Andi Rusdi menjelaskan kuda laut masuk dalam daftar Appendix II CITES. Belum ada aturan yang melindungi spesies ini.

Karena bukanlah jenis hewan dilindungi, maka pemanfaatan kuda laut masih terbuka. Namun, bukan tidak mungkin di masa mendatang satwa ini masuk daftar dilindungi.

Kalaupun kelak kuda laut menjadi spesies dilindungi, Fuad bertekad akan tetap melestarikan tradisi minum kopi kuda laut. Catatannya, tetap tidak menggunakan kuda laut yang masih hidup. Atau, sengaja menangkap kuda laut sebagai campuran minum kopi. (*)

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com